• Jl. Pasir Jambak No.4, Pasie Nan Tigo Padang

  • Facebook Fahutan UM Sumbar

  • Instagram Fahutan UM Sumbar

Cara Unik UKM Aves Ducula Bicolor Sylva UM Sumbar dalam memperingati Hari Batik Nasional

Padang. - Peringati Hari Batik Nasional, Kelompok Pemerhati Aves (KPA) Ducula bicolor Sylva UM Sumatera Barat bersama mahasiswa baru Fakultas Kehutanan UM Sumatera Barat Melakukan Pengamatan Burung di Hari Batik (BUHARTI).

Kegiatan mengamati satwa liar khususnya burung (birdwatching), umumnya mengenakan SOP pakaian lapangan gelap karena menyesuaikan dengan kenyamanan satwa maupun diri kita sendiri. Berbeda dengan pengamatan burung pada hari-hari biasa, pada tanggal 4 Oktober 2023 KPA Ducula memiliki cara unik untuk memperingati Hari Batik Nasional di tahun ini, yakni melakukan kegiatan pengamatan burung dengan mengenakan pakaian batik di sekitar Kampus 1 UM Sumatera Barat.

Pengamatan kali ini berbeda dengan yang kami lakukan sebelumnya. Pengamatan dilakukan dengan berbatik, langkah ini merupakan bentuk partisipasi dalam Hari Batik Nasional. Peduli satwa dan budaya Nusantara merupakan hal yang harus ditanamkan dalam individu masing-masing untuk menjaga identitas suatu bangsa. Seperti pendapat Mahatma Gandhi, “Kebesaran suatu bangsa dan kemajuan moralnya dapat dinilai dari cara mereka memperlakukan Hewan”, sederhana memang, tapi menjadi berat, begitupula dalam hal melestarikan sebuah kebudayaan.

Upaya memperingati Hari Batik dengan cara unik ini terinspirasi dari ajakan teman-teman pengamat burung di Burungnesia dan Kupunesia untuk memeriahkan peringatan Hari Batik Nasional yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya pada tanggal 2 Oktober 2009.

“Kegiatan sederhana ini diharapkan dapat menjalin hubungan baik antara KPA Ducula dengan organisasi serupa dan juga menjalin silaturahmi dengan mahasiswa baru kehutanan yang nantinya juga akan menjadi calon anggota KPA Ducula itu sendiri, ujar Pepi Zulhaidah selaku anggota KPA Ducula. Berbagi cerita melalui media sosial menjadi harapan lain untuk menyadarkan teman-teman serta lingkungan sekitar agar peduli dan sadar akan kekayaan avifauna dan warisan leluhur yang kita miliki. Sebab apa yang tersisa hari ini, bisa saja hanya menjadi cerita untuk generasi berikutnya, sambung Risky Rahma Dani selaku anggota KPA Ducula.

Pengamatan berlokasi di sekitar Kampus 1 UM Sumatera Barat dengan suasana mendung dan masih diselimuti kabut asap, dengan menggunakan alat pengamatan seperti kamera, buku panduan lapangan identifikasi burung, binokuler, dan handphone yang dilengkapi aplikasi Burungnesia yang akan mempermudah untuk identifikasi. Setelah satu jam pengamatan spesies burung yang kami temukan meliputi, Cekakak Sungai (Todiramphus chloris), Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis), Bondol Peking (Lonchura punctulata), Bondol Haji (Lonchura maja), Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis), Bubut Alang-alang (Centropus bengalensis), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Bondol Tunggir-Putih (Lonchura striata), Kareo Padi (Amourornis phoenicurus), Burung Gereja Erasia (Passer montanus).

Masing-masing burung ditemukan sedang terbang dan ada juga ditemukan sedang bertengger di atas pohon, untuk ukuran dari burung-burung tersebut ada yang besar dan ada juga hampir terlihat sama tidak terlalu besar dan relatif kecil. Untuk burung kuntul kerbau ditemukan pada saat posisi terbang hendak pulang ke sarangnya. Bondol Peking ditemukan sedang bertengger berdua di dahan pohon, dapat diketahui berwarna kecoklatan dengan bagian perut berwarna putih, makanan dari burung ini adalah biji rerumputan dan padi. Cekakak sungai memiliki warna tubuh yang paling mencolok selama pengamatan dengan punggung berwarna biru bagian abdomen berwarna putih, makanan dari burung ini sendiri adalah serangga besar, ulat, cacing, dan sejenisnya, paruhnya panjang dengan warna abu-abu. Burung yang ditemukan terakhir adalah Burung Gereja Erasia, burung ini sangat mudah dijumpai di daerah perkotaan dan pedesaan, hidup berkelompok di sekitar rumah, gudang dan tempat-tempat lain di sekitar daerah permukiman manusia. Mencari makan di tanah dan lahan pertanian, mematuki biji-biji keras dan beras.

Pengamatan kali ini hanya menghasilkan beberapa temuan burung yang tidak banyak karena terbenturnya dengan jadwal perkuliahan. Pengamatan di hari ini kami lakukan di dua area, yang pertama di sekitar gedung baru dan di sekitar area kolam resapan. Diharapkan nanti kedepannya kami dapat melakukan kegiatan pengamatan yang lebih baik pada daerah dan lokasi yang berbeda, dan juga dapat menemukan lebih banyak spesies dari burung yang pastinya lebih menarik dan lebih bervariasi, tutup Pepi Zulhaidah dan Risky Rahma Dani.

 

Penulis : Eko Subrata, S.Hut, M.Hut (Pembina Kelompok Pemerhati Aves Ducula bicolor Sylva UM Sumatera Barat)

SHARE KE: